Yang Tercepat

“Yah, kata tante Susan ayah nyetirnya kenceng juga ya” Demikian kata Alin anakku meneruskan komentar dari adik iparku Susan – saat itu kami sedang berkonvoi tiga mobil dalam perjalanan menuju Garut – Jawa Barat.

Mendengar komentar itu saya jadi berpikir, apa bener saya nyetirnya kenceng? menurut saya sendiri saya termasuk slow driver.

Dari empat bersaudara yang lelaki dalam keluarga saya, yaitu Mas Anang (alm), Mas Kokok, Saya sendiri dan si bungsu Teguh maka yang tercepat baik dalam mengendarai mobil maupun menunggangi motor adalah almarhum Mas Anang.

Mas Anang nggak pernah pelan kalo bawa mobil, gaya mengemudinya kenceng dan berani tapi tidak kasar atau ugal2an – sebenernya saya seneng dengan gaya mengemudinya tapi tidak demikian dengan Bapak, dia tidak terlalu cocok dengan gaya mengemudi Mas Anang.

Makanya kalo pergi liburan keluarga bersama Bapak, beliau lebih suka saya yang mengemudikan mobil, mungkin karena saya belajar mobil langsung dari didikan Bapak, maka sebagian gaya mengemudi Bapak menurun ke saya. Mas Anang dan Mas Kokok seingat saya belajar mengemudi sendiri, ini karena mas Anang lama tinggal di Yogya (kuliah) sedangkan mas Kokok lama dinas di Ambon.

Teguh sendiri sebenarnya pengemudi yang baik dan setahu saya juga diajari menyetir oleh Bapak, sayang kecelakaan hebat di Pantura tampaknya meninggalkan trauma yang dalam, sehingga kelihatannya sekarang jadi kurang pede untuk menyetir jarak jauh.

Mas Anang jugalah yang mengajari saya pertama kali bawa motor di jalanan luar kota, tepatnya dari Yogya ke Kaliurang. Saat itu saya masih kelas 3 smp saya dikasih kepercayaan untuk mengendarai Yamaha DT 100 (motor trail) sementara dia mbonceng sambil memberi instruksi bagaimana cara mengambil tikungan, memainkan perpindahan gigi di jalanan yang menikung dan menanjak. Bagaimana menggunakan engine brake di jalanan menurun, bagaimana menyusul yang baik dan lain sebagainya.

Rasanya itulah pelajaran turing motor saya yang pertama kali.

Sayang penyakit jantung yang diderita mas Anang menyebabkan mas Anang harus lebih dahulu meninggalkan kami untuk menghadap Allah SWT pada usia yang relative masih muda (40th). Terima kasih mas Anang atas segala pelajaran riding skill nya.

Nah bagaimana dengan keluarga anda? Siapakah yang tercepat dalam keluarga anda……..